Saat di jenjang pendidikan sekolah dasar sampai SMA,
kita telah mengenal suatu bilangan. Bilangan yang sering kita jumpai dan sering
kita otak-atik di dalam pelajaran Matematika ataupun pelajaran lain yang
menggunakan hitungan adalah Bilangan Desimal. Seperti kita ketahui bahwa
Bilangan Desimal merupakan bilangan berbasis radix 10, dimana bilangan tersebut
menggunakan 10 macam angka dari 0 sampai 9, setelah angka 9 angka berikutnya
adalah 10, 11 dan seterusnya. Angka 9 diganti dengan angka 0,1,2 dan seterusnya
sampai 9 lagi. Dan angka lainnya dinaikan menjadi 1.
Pada pembahasan kali ini kita akan
membahas tentang macam-macam sistem bilangan yang digunakan dalam Ilmu Komputer
ataupun Perangkat Elektronik lainnya. Pada dasarnya Komputer atau
Perangkat-perangkat Elektronik hanya mengenal nilai high dan low dalam arti on
dan off dan bisa disebut juga “hidup” dan “mati” yang mana artian tersebut
dipresentasikan dalam suatu sistem bilangan yang disebut Bilangan Biner
(binary) atau bilangan yang berbasis radix 2. Sistem bilangan biner tersebut
mempunyai bilangan 1 dan 0 yang mana angka 1 adalah sebagai ‘on’ dan angka 0
adalah sebagai ‘off’. Selain bilangan biner kita juga akan mengenal tentang
jenis-jenis bilangan lainnya, bilangan-bilangan tersebut adalah dasar yang kita
gunakan untuk memperlajari suatu sistem pemrograman.
I.
JENIS-JENIS SISTEM BILANGAN
Ada 4 jenis sistem bilangan yang perlu kita ketahui
sebagai dasar dalam materi pemrograman, antara lain :
1.
Bilangan
Desimal
Seperti yang sudah
dibahas sebelumnya, bilangan desimal merupakan bilangan yang berbasis radix 10,
jadi di dalam sistem bilangan tersebut ada 10 angka yang terdiri dari angka 0
sampai dengan angka 9, setelah itu angka 9 diganti dengan angka 1 lagi dan
diikuti dengan angka-angka berikutnya.
Contoh : 110 , 210, 310, 410, 510, 610, 710, 810, 910, 1010,
1110, 1210 dst.
2.
Bilangan Biner
Bilangan Biner adalah
suatu sistem bilangan yang berbasis radix 2, jadi di dalam Bilangan Biner hanya
ada 2 angka yang terdiri dari angka 1 dan 0. Bilangan ini adalah bilangan yang
dikenal oleh suatu sistem Komputer atau Elektronik.
Contoh : 02, 12, 102, 112,
1002, 1012, 1102, 1112, 10002,
10012, 10102 dst.
3.
Bilangan Oktal
Bilangan Oktal
merupakan sistem bilangan yang berbasis radix 8, di dalam Bilangan Oktal
sendiri mengenal 8 angka yang terdiri dari angka 0 sampai angka 7 Konversi
bilangan oktal berasal dari bilangan biner yang dikelompokkan menjadi tiga-tiga
dari angka yang paling kanan (LSB).
Contoh : 08, 18,
28, 38, 48,
58, 68, 78
dst.
4.
Bilangan
Hexadesimal
Bilangan ini memiliki
basis radix 16, yaitu bilangan yang mengenal angka dari angka 0 sampai dengan
angka 15. Akan tetapi bedanya bilangan ini dengan bilangan-bilangan lain adalah
angka lebih dari 9 (10,11,12 dst) diganti dengan huruf abjad/huruf kapital.
Contoh : 016, 116,
216, 316, 416, 516, 616,
716, 816, 916, A16, B16,
C16, D16, E16, F16 dst.
Dalam sebuah sistem
bilangan, istilah-istilah yang perlu kita ketahui adalah :
·
MSB (Most
Significant Bit)
Merupakan nilai bit
yang paling besar, bit tersebut berada di sisi yang paling kiri di dalam sebuah
bilangan biner.
Contoh
: 1 1 0 0 02
MSB
·
LSB (Least
Significant Bit)
Merupakan nilai
bilangan bit yang paling kecil, bit tersebut berada di sisi yang paling kanan
di dalam sebuah bilangan biner.
Contoh : 1 1 0 0 02
LSB
·
1 Nible adalah
setara dengan 4 bit
·
1 Byte adalah
setara dengan 8 bit
·
1 Word adalah
setara dengan 2 byte atau 16 bit
·
1 Double Word
adalah setara dengan 2 word, 4 byte atau 32 bit
Di bawah ini merupakan
tabel singkat konversi tiap-tiap sistem bilangan yang telah kita bahas diatas :
Desimal
|
Biner
|
Oktal
|
Hexadesimal
|
010
|
02
|
08
|
016
|
110
|
12
|
18
|
116
|
210
|
102
|
28
|
216
|
310
|
112
|
38
|
316
|
410
|
1002
|
48
|
416
|
510
|
1012
|
58
|
516
|
610
|
1102
|
68
|
616
|
710
|
1112
|
78
|
716
|
810
|
10002
|
108
|
816
|
910
|
10012
|
118
|
916
|
1010
|
10102
|
128
|
A16
|
1110
|
10112
|
138
|
B16
|
1210
|
11002
|
148
|
C16
|
1310
|
11012
|
158
|
D16
|
1410
|
11102
|
168
|
E16
|
1510
|
11112
|
178
|
F16
|
Setelah kita memahami
semua materi di atas, kita akan mempelajari cara mengkonversi/mengubah suatu
sistem bilangan menjadi sistem bilangan lain.
II.
KONVERSI BILANGAN
Konversi bilangan adalah suatu proses mengubah
bentuk bilangan satu ke bentuk bilangan yang lainnya yang memiliki nilai sama.
Untuk lebih jelasnya Konversi Bilangan akan kita ulas pada materi di bawah ini.
Konversi bilangan Oktal, Biner, Hexadesimal ke
Desimal
Ø Konversi
Bilangan Oktal ke Desimal
Cara mengkonversi
bilangan Oktal ke desimal adalah dengan cara mengkalikan dengan basis
bilangannya (8) yang dipangkatkan mulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya, dimulai
dari yang paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Hasil penjumlahan
bilangan tersebut merupakan bilangan Desimal.
Contoh :
Misal angka 2508 =
.........10
Cara mengerjakannya :
2 x 82 = 32
5 x 81 = 40
0 x 80 = 0
Dijumlahkan
angkanya = 32 + 40 + 0 = 72 jadi
bilangan desimal dari 2508 adalah 7210
Ø Konversi
Bilangan Biner ke Desimal
Cara mengkonversi
bilangan Biner ke desimal adalah dengan cara mengkalikan dengan basis
bilangannya (2) yang dipangkatkan mulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya, dimulai
dari yang paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Hasil penjumlahan
bilangan tersebut merupakan bilangan Desimal.
Contoh :
Misal 11012 =
.............10
Cara mengerjakannya :
1 x 23 = 8
1 x 22 = 4
0 x 21 = 0
1 x 20 = 1
Dijumlahkan angkanya 8
+ 4 + 0 + 1 = 13 Jadi bilangan Desimal dari 11012 adalah 1310
Ø Konversi
Bilangan Hexadesimal ke Desimal
Cara mengkonversi
bilangan Hexadesimal ke desimal adalah dengan cara mengkalikan dengan basis
bilangannya (16) yang dipangkatkan mulai dari 0,1,2,3, dan seterusnya, dimulai
dari yang paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Hasil penjumlahan
bilangan tersebut merupakan bilangan Desimal.
Contoh :
Misal DAC16 =
.......10
Cara mengerjakannya :
D = 13 x 162 =
3326
A = 10 x 161 =
160
C = 12 x 160 =
12
Dijumlahkan angkanya
3326 + 160 + 12 = 3500 Jadi bilangan Desimal dari DAC16 adalah 350010
Konversi bilangan Desimal ke Biner Oktal dan Hexadesimal
Ø Konversi
Bilangan Desimal ke Biner
Dalam mengubah bilangan
Desimal ke bilangan biner yang perlu kita lakukan hanya membagi bilangan
desimal tersebut dengan angka 2 sampai habis, bilangan yang tidak bisa dibagi
dilakukan pembagian paling besar dan sisa angka dari pembagian tersebut
maksimal 1. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan pada pembahasan contoh di
bawah ini :
Misal : 25010 =
.............2
Cara mengerjakan :
250 : 2 = 125 sisa 0 (Merupakan LSB)
125 : 2 = 62 sisa 1
62 : 2 = 31 sisa 0
31 : 2 = 15 sisa 1
15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1 (Merupakan MSB)
Jadi bilangan biner
dari 25010 (250 desimal) adalah 111110102
Ø Konversi
Bilangan Desimal ke Oktal
Dalam mengubah bilangan
Desimal ke bilangan oktal yang perlu kita lakukan adalah membagi bilangan
desimal tersebut dengan angka 8 sampai habis, bilangan yang tidak bisa dibagi
dilakukan pembagian paling besar dan sisa angka dari pembagian tersebut
maksimal 7. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan pada pembahasan contoh di
bawah ini :
Misal : 132710 =
...........8
Cara mengerjakannya :
1327 : 8 = 165 sisa 7 (LSB)
165 : 8 = 20 sisa 5
20 : 8 = 2 sisa 4
2 : 8 = 0 sisa 2 (MSB)
Jadi Bilangan Oktal
dari 132710 adalah 24578
Ø Konversi
Bilangan Desimal ke Hexadesimal
Dalam mengubah bilangan
Desimal ke bilangan hexadesimal yang perlu kita lakukan adalah membagi bilangan
desimal tersebut dengan angka 16 sampai habis, bilangan yang tidak bisa dibagi
dilakukan pembagian paling besar dan sisa angka dari pembagian tersebut
maksimal F (15). Perlu diingat, angka lebih dari 9 dalam bilangan hexadesimal
menggunakan abjad. Untuk lebih jelasnya mari perhatikan pada pembahasan contoh
di bawah ini :
Misal 2360010 =
............16
Cara mengerjakannya :
23600 : 16 = 1475 sisa 0
1475 : 16 = 92 sisa
3
92 : 16 = 5 sisa 12 (C)
5 : 16 = 0 sisa 5
Jadi Bilangan
Hexadesimal dari 2360010 adalah 5C3016
Konversi bilangan Oktal ke Biner dan Sebaliknya
Ø Konversi
Bilangan Oktal ke Biner
Cara untuk konversi
bilangan Oktal ke Biner adalah dengan memecah satu persatu digit angka-angka
oktal, lalu masing-masing dari angka tersebut diubah menjadi bilangan biner,
setelah itu masing-masing bilangan biner diurutkan kembali. Untuk lebih jelasnya
lihat ke contoh soal di bawah ini :
Misal 1478 =
........2
Cara mengerjakannya
1.
Angka 1, 4 dan
7 dipisah lalu masing-masing diubah menjadi bilangan biner.
1 4 7
001
110 111 Binernya
2. Setelah masing-masing diubah ke Biner maka langkah
selanjutnya diurutkan kembali.
Jadi
Bilangan Biner dari 1478 adalah 0011101112
Ø Konversi
Bilangan Biner ke Oktal
Untuk mengkonversi
bilangan Biner ke Oktal adalah dengan cara mengelompokan bit-bit bilangan Biner
per 3 bitnya. Lalu masing-masing 3 bit tersebut diubah ke dalam angka desimal,
lalu urutkan bilangan tersebut untuk menjadi bilangan oktal.
Misal 110011012
= .............8
Cara mengerjakannya :
Mengelompokkan
1 1 | 0 0 1 | 1 0 1 Didapat
angka 3158
3
1 5
Kenapa bisa jadi 3158 ?
Pembahasan :
1 1 | 0 0 1 | 1 0 1 dimana h = 1x20 = 1 , g = 0x21 =
0, f = 1x22 = 4
a b c d e
f g h
jika dijumlahkan 1 + 0 + 4 = 5
begitu pula dengan perhitungan cde dan ab
Konversi bilangan Hexadesimal ke Biner dan
Sebaliknya
Ø Konversi
Bilangan Hexadesimal ke Biner
Cara
mengkonversi Bilangan Hexadesimal ke Biner hampir seperti mengubah oktal ke
biner. Bedanya adalah konversi ke Biner nya dijadikan 4 bit per angka nya.
Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut ini :
Misal
A7F16
= ............2
A = 10 7 F=15
1010 0111 1111
Per 4 bit
Jadi
nilai Biner dari A7F16 adalah 1010011111112
Ø
Konversi
Bilangan Biner ke Hexadesimal
Caranya juga hampir
sama dengan mengubah Biner ke Oktal. Berbedanya dengan mengelompokkan bit-bit
bilangan biner menjadi empat-empat, kemudian masing-masing kelompok diubah ke
bilangan Hexadesimal. Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut :
Misal
1101001101012=...............16
Cara mengerjakannya :
1 1 0 1 | 0 0 1 1 | 0 1 0 1
3 3 5
Jadi Nilai Hexadesimal
dari 1101001101012 adalah 33516
Konversi bilangan Oktal ke
Hexadesimal dan Sebaliknya
Ø
Konversi Bilangan Oktal ke Hexadesimal dan
sebaliknya
Mengubah Bilangan Oktal
ke Hexadesimal sama halnya dengan mengubah Hexadesimal ke Oktal. Ada sedikit
perbedaan mengenai pengelompokan digit, seperti yang sudah kita bahas di atas.
Untuk lebih jelasnya perhatikan langkah-langkah berikut ini :
1.
Ubahlah Bilangan
Oktal/Hexadesimal ke bentuk Biner terlebih dahulu
2.
Jika sudah,
kelompokkan menjadi 3 atau 4 bit per kelompoknya, tergantung pengubahannya,
jika Oktal kelompokan menjadi tiga-tiga. Dan jika Hexadesimal kelompokkan
menjadi empat-empat.
3.
Perhatikan
Contoh berikut ini :
Oktal ke Hexadesimal
Misal
7258 = ........16
Caranya
:
Ubahlah
ke biner dulu menjadi per 3 bit, jika hanya sampai 2 bit tambahkan angka 0 di
depannya.
7
2 5 Lalu ubahlah bilangan biner ke Hexadesimal
111
010 101 1
11 01 0101
1 D 5
Tambah angka 0
Bilangan Hexadesimal dari 7258 adalah 1D516
Hexadesimal ke Oktal
Dengan angka tadi, mari kita ubah lagi Hexadesimal
ke Oktalnya.
Caranya
:
Ubahlah
ke biner dulu menjadi per 4 bit, jika hanya sampai 3 bit tambahkan angka 0 di
depannya.
1
D= 13 5
0001
1101 0101
Lalu ubah ke Oktal
dengan mengelompokkan per 3 bit :
00|111|010|101
0 7
2 5
Nilai dari 1D516
adalah 7258
III.
OPERASI BILANGAN BINER
A.
Penjumlahan Bilangan Biner
Penjumlahan
Bilangan Biner berbeda dengan penjumlahan bilangan desimal. Untuk lebih jelasnya
mari kita baca konsep di bawah ini :
0 +
0 = 0
1 +
0 = 1
0 +
1 = 1
1 +
1 = 0 simpan 1
karena di dalam bilangan biner bilangan max = 1
Contoh soal :
1 0 1 1 02
1
0 0 1 12
1
0 1 0 0 1
Pembahasan :
Dari paling kiri
0 + 1 = 1
1 + 1 = 0 simpan 1 , angka 1 diletakkan/ditambahkan ke sisi
kanan
1 + 1 + 0 = 0 simpan 1 ,
1 + 0 + 0 = 1
1 + 1 = 0 simpan 1, angka 1
ditambahkan ke sisi kanan
1 + 0 = 1
Jadi hasilnya 1010012
B.
Pengurangan Bilangan Biner
Ada 2 metode
pengurangan (-) Bilangan Biner :
1.
One’s Complement
(membalikkan)
Contoh :
1 0 0 0 1
0 1 1 1 0
membalikkan dari yang 1 jadi 0 dan sebaliknya
Jadi hasilnya adalah 0
1 1 1 02
Kelemahan metode One’s
Complement adalah Nilai 0 bisa jadi (+) bisa (-)
2.
Two’s Complement
Two’s
Complement adalah penyempurnaan dari One’s Complement. Cara dengan Two’s
Complement adalah dengan membalikkan bilangan biner tersebut setelah itu
ditambah dengan angka 1.
Contoh :
1 0 0 0 1
0 1 1 1 0
Lalu ditambah 1
0 1 1 1 0
1
0 1 1 1 1 jadi hasilnya 0 1 1 1 12
IV.
GERBANG LOGIKA
Gerbang Logika (Logic Gate) adalah dasar dari sebuah
rangkaian digital. Biasanya memiliki 2 buah input dan 1 buah output. Tiap input
dan ouputnya hanya memiliki satu kondisi saja dalam 1 waktu, low atau high.
Tidak ada terminal dengan dua kondisi pada satu waktu. Terdapat 7 gerbang
logika dasar :
1. Gerbang Logika AND (x)
Gerbang
Logika AND seperti halnya dengan sebuah perkalian, output AND akan bernilai 1
jika kedua inputnya bernilai 1. Di bawah adalah tabel gerbang logika AND dengan
2 input dan outputnya :
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
Yang dimaksud dengan
perkaliannya adalah jika 0 x 1 = 0 dan 1 x 1 = 1
2.
Gerbang Logika
OR (+)
Gerbang
Logika OR sama halnya dengan sebuah penjumlahan, output OR akan bernilai 1 jika
salah satu atau kesemua inputnya bernilai 1. Dan akan bernilai 0 jika kesemua
inputnya bernilai 0. Berikut tabel gerbang logika OR :
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3. Gerbang Logika XOR
XOR
(Exclusive-OR) gerbang logika ini akan bernilai 1 jika salah satu saja input
yang bernilai 1, jika keduanya bernilai 1 maka outputnya akan bernilai 0.
Tabel
:
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
4. Gerbang Logika NOT
Gerbang
Logika NOT merupakan gerbang logika kebalikan. Kondisi output akan bernilai 1
saat input bernilai 0, begitu pula sebaliknya.
5. Gerbang Logika NAND
Gerbang
Logika NAND (Not-AND) adalah kebalikan dari gerbang logika AND. Output akan
bernilai 0 saat semua input bernilai 1. Selain itu output akan bernilai 1.
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
6. Gerbang Logika NOR
Gerbang
Logika NOR (Not-OR) merupakan kebalikan dari gerbang logika OR. Kondisi output
akan bernilai 1 jika semua input bernilai 0.
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
7. Gerbang Logika XNOR
Gebang
Logika XNOR (Exclusive-Not-OR) adalah gerbang logika kebalikan dari XOR. Output
akan bernilai 1 jika saat semua input bernilai sama (1 atau 0), selain itu bila
nilai inputnya berbeda output akan bernilai 0.
Input A
|
Input B
|
Output
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
Aturan Boolean Aljabar dapat diaplikasikan dalam
berbagau ekspresi logika. Hasil ekspresi logika dapat bisa langsung diuji
dengan tabel kebenaran untuk mendapatkan hasil yang valid.
Berikut ini adalah
aturan Boolean Aljabar :
-
Opreasi AND (.)
0 . 0 = 0 A . 0 = 0
1 . 0 = 0 A . 1 = A
0 . 1 = 1 A . A = A
1 . 1 = 1 A . A’ = 0
-
Operasi OR (+)
0 + 0 = 0 A + 0 = A
1 + 0 = 1 A + 1 = 1
0 + 1 = 1 A + A = A
1 + 1 = 1 A + A’ = 1
-
Operasi NOT (‘)
0’ = 1
1’ = 0
A” = A
-
Hukum Asosiatif
(A.B).C =
A.(B.C) = A.B.C
(A+B)+C=A+(B+C)=A+B+C
-
Hukum
Distributif
A . (B+C) =
(A.B) + (A.C)
A+ (B.C) =(A+B).(A+C)
-
Hukum Komutatif
A . B = B. A
A + B = B + A
-
Presedensi
AB = A.B
A.B+C = (A.B) +C
A+B.C= A+(B+C)
-
Teorema DeMorgan
(A.B)’ = A’+B’
(NAND)
(A+B)’ = A’ + B’
(NOR)
V.
KONVERSI BILANGAN PECAHAN DESIMAL, BINER, OKTAL DAN HEXADESIMAL
Dalam pembahasan ini kita akan membahas tentang
konversi bilangan yang memiliki angka di belakang koma. Pada dasarnya mengubah
bilangan tersebut setelah di belakang koma, maka dikalikan dengan bilangan
berpangkat mulai dari -1 , -2 dan seterusnya ke kiri, lalu hasil perkalian
masing masing angka dijumlahkan. Untuk bilangan yang dipangkatkan sendiri
seperti pada pembahasan mengubah bilangan desimal ke biner, oktal, dan
hexadesimal yang sudah kita bahas sebelumnya. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan
satu per satu contoh berikut ini :
·
11,01 ke desimal
1 1 , 0 1 Jika ke kanan maka
pangkat-pangkatnya di +1
Jika ke kiri maka pangkatnya di
-1
1x20
1x2-1
0x2-2
1x2-3
Mari
kita jumlahkan 1x20 = 1 , 1x2-1= 0,5 , 0x2-2
= 0 ; 1x2-3=1/8
Jadi 1+0,5+0+1/8 = 1,625
Untuk
Oktal, Hexadesimal dan Biner tinggal menyesuaikan seperti mengonversi yang di
bahas sebelumnya. Perbedaannya hanya pada angka yang di belakang koma maka
pangkatnya menjadi negatif.
Untuk download versi Pdf silahkan klik DISINI
Untuk download versi Pdf silahkan klik DISINI
Sumber
Referensi :
-
Buku Tulis Pribadi
-
Materi Pemberian Dosen
Nama : Bambang Edi Wibowo
NIM :
16/400948/SV/11452
1 comments
Sistem Bilangan - Larva Komputer >>>>> Download Now
Reply>>>>> Download Full
Sistem Bilangan - Larva Komputer >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Sistem Bilangan - Larva Komputer >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK EN